Perilaku Belanja Produk Bayi 2024: Tren Susu UHT dan Peluang Pasar yang Tak Boleh Dilewatkan

Dalam era digital yang serba cepat, perilaku belanja produk bayi mengalami pergeseran signifikan. Para ibu modern kini mengandalkan kenyamanan, kecepatan, dan keamanan dalam memilih produk terbaik untuk buah hati mereka. Salah satu kategori produk yang mengalami pertumbuhan stabil adalah susu UHT (Ultra High Temperature). Produk ini dikenal karena kepraktisan, kandungan gizinya, serta daya tahan penyimpanan yang tinggi.

Menurut Mom & Baby Survey 2024 Sigma Research Indonesia, susu UHT berada di peringkat ke-21 dari 22 produk yang dikonsumsi bayi. Walau bukan termasuk 10 besar, namun tren konsumsinya menunjukkan sinyal positif. Data menunjukkan bahwa anak-anak usia di atas satu tahun mengonsumsi susu UHT rata-rata sekali sehari. Dengan pembelian dilakukan sebanyak rata-rata tiga kali dalam sebulan. Ini merupakan kebiasaan konsumsi yang konsisten dan menunjukkan adanya potensi pasar yang besar dan belum tergarap sepenuhnya.

Fokus Nutrisi dan Kesadaran Ibu Muda

Salah satu temuan menarik dalam riset ini adalah bahwa 80% ibu memilih produk susu berdasarkan kandungan nutrisinya. Hal ini menunjukkan meningkatnya kesadaran akan pentingnya gizi seimbang untuk tumbuh kembang anak, terutama di masa golden age. Ultramilk dan Indomilk menjadi merek dengan tingkat brand awareness tertinggi, dikenal oleh lebih dari 80% responden. Namun, loyalitas ini masih bisa digeser dengan pendekatan yang tepat—terutama oleh brand baru yang mampu menjawab kebutuhan nutrisi dan gaya hidup modern.

Perilaku Belanja Produk Bayi: Offline vs Online

Dalam konteks perilaku belanja produk bayi, kanal distribusi menjadi faktor penting. Meskipun pembelian produk susu bayi masih didominasi oleh toko offline seperti supermarket dan minimarket, tren digital menunjukkan bahwa ibu-ibu mulai beralih ke e-commerce dan marketplace. Kemudahan membandingkan harga, membaca ulasan, serta promo khusus menjadi faktor pendorong utama.

Pembelian online produk bayi kini bukan hanya soal harga, tapi juga soal kepercayaan terhadap kualitas, kemasan, dan tanggal kedaluwarsa produk. Oleh karena itu, brand yang ingin berkembang di pasar ini harus memperhatikan strategi digital mereka—baik melalui edukasi konten, promosi di media sosial, hingga kolaborasi dengan momfluencer.

Kebiasaan Digital Ibu dan Peluang Brand

Riset juga mengungkap bahwa ibu-ibu muda yang menjadi target utama produk susu UHT adalah pengguna aktif media sosial dan pencarian daring. Mereka mencari informasi melalui YouTube, Instagram, TikTok, dan Google untuk membandingkan produk. Konten edukatif tentang nutrisi, testimoni konsumen, dan review produk menjadi kunci dalam proses pengambilan keputusan mereka.

Dengan pemahaman yang lebih dalam terhadap perilaku belanja produk bayi, pelaku usaha di industri FMCG dapat merancang strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran—misalnya dengan menggabungkan pendekatan emosional (rasa aman dan percaya) dengan data dan bukti ilmiah (kandungan nutrisi, hasil uji klinis, dll).

Waktunya Menangkap Peluang

Data menunjukkan bahwa perilaku belanja produk bayi tidak lagi bersifat impulsif, melainkan dipengaruhi oleh edukasi, akses digital, dan kualitas produk. Susu UHT menjadi salah satu produk yang akan terus berkembang, seiring meningkatnya mobilitas ibu modern dan kebutuhan nutrisi anak yang praktis namun tetap optimal.

Bagi brand yang mampu menjawab kebutuhan ini, peluangnya sangat besar. Mulai dari inovasi formulasi, strategi digital yang kuat, hingga kerja sama dengan kanal distribusi daring, semua menjadi kunci dalam memenangkan hati konsumen ibu dan mendominasi pasar produk bayi di tahun 2024 dan seterusnya.

Untuk memaksimalkan strategi peluang bisnis produk bayi, Sigma Research menyediakan full report Mom & Baby Survey 2024. Anda bisa dapatkan dengan menghubungi Admin SRI di Whatsapp Official Sigma Research atau isi form pada halaman hubungi kami.